Minggu, 22 Januari 2017



Orang tua dan anak adalah hal yang tidak dapat terpisahkan. Kita sebagai seorang anak haruslah menurut kepada orang tua. Saat ditanya “mengapa kita harus menurut kepada orang tua?” sebagian besar anak-anak menjawab alasan mereka melakukannya adalah agar tidak dimarahi oleh orang tua. Mereka takut jika orang tuanya marah maka akan terjadi hal yang menakutkan dan membuat mereka menangis. Itulah anggapan sebagian besar anak terhadap orang tuanya.
Didikan keluarga adalah salah satu hal penting dalam hidup. Karena, aspek ini merupakan salah satu pendukung pertumbuhan karakter seseorang untuk menjalani hidup kedepannya. Jika didikan dari keluarga tersebut baik, maka individu seorang anak kemungkinan besar pun akan baik. Tetapi jika didikan didalam keluarganya kurang baik atau bahkan tidak baik maka sangat besar pula kemungkinannya anak tersebut akan tumbuh menjadi individu yang kurang baik.
Beberapa hari yang lalu, tanteku cerita tentang salah satu anak tetangga. Anak laki-laki yang berusia sekitar 7 tahunan itu katanya susah sekali menangkap pelajaran.
Walaupun sudah ikut les juga diberi pelajaran tambahan sepulang sekolah, tapi tetap saja tak bisa memperbaiki nilainya. Itulah sebabnya orang tuanya sering dipanggil kesekolah.
“Dasar anak bodoh!!”
“Otak kamu ditaruh dimana?!”
“Bego banget sih!! Masa begini aja nggak bisa?!”
“Goblok!!”
“Anak nakal!!”
“Si kampret!!”
Masih banyak lagi kalimat-kalimat yang sebenarnya tidak pantas diucapkan oleh orang tua kepada anaknya. Aku akan segera menjauh bila tetangga yang satu ini mulai teriak-teriak memarahi anak-anaknya, daripada mendengarkan ucapan yang hanya menyakiti telingaku.
Sudah jadi rahasia umum di lingkungan kami, kalau mereka adalah keluarga yang keras. Seringnya terjadi pertengkaran suami istri di rumah itu, membuat anak mereka menjadi korban. Anak-anak yang tak mendapat perhatian, akhirnya tumbuh tak seperti yang diharapkan.
Saat sang anak melakukan kesalahan, walaupun hal sepele akan menyebabkan orang tuanya terutama ibunya mengeluarkan kata-kata seperti kalimat-kalimat diatas.
Aku bilang ke tanteku, "Mungkin gak sih anak itu jadi bodoh gara-gara sering dimarahi dan disumpahin sama orang tuanya? Bukannya setiap omongan yang keluar dari mulut orang tua itu doa buat anaknya?”
"Ya, mungkin aja itu penyebabnya" sahut tanteku.
Memang orang tua anak itu tak pernah menyakiti fisiknya. Mereka tak menyadari, bahwa perkataan caci maki dan sumpah serapah yang terucap jauh lebih menyakiti perasaan sang anak. Tanpa sadar ucapan-ucapan tersebut menjadi doa yang membentuk karakter anak menjadi anak yang "nakal", "bodoh" dll, seperti kata yang sudah terlanjur terucap. Karena tak menyadarinya mereka menyalahkan sang anak atas kelakuan buruknya.
Aku bersyukur punya mama yang sangat sabar dan ayah yang meskipun agak pemarah, tapi tak pernah mencaci maki. Dia hanya marah pada perbuatanku yang dianggapnya salah.
Kesimpulannya adalah anak akan menampilkan diri sesuai dengan julukan yang diberikan dari orang tua. Anak-anak itu sangat percaya pada ucapan yang berkali-kali keluar dari mulut ayah dan ibu mereka.

Dengan kata lain, jika orang tua mengharapkan anak-anak tumbuh sebagai pribadi yang baik, sehat, cerdas, berbudi luhur tentu kata-kata, sikap, dan perilaku orang tua pun harus sesuai dengan harapan tersebut.